Kembali Beramadan

#35mm @pasar merdeka

Setelah 2 kali periode lebaran dibatasi oleh kebijakan pemerintah dengan tidak ada cuti bersama. Kini, 2022 seakan menjadi bayaran akan tertundanya prime time untuk berkumpul dengan keluarga, merayakan kemenangan dan berhenti sejenak dari hiruk pikuk rutinitas. 

Masih teringkat jelas, 2020 lebaran seakan lewat begitu saja. Tanggal Sabtu, 23 Mei 2020 Idul Fitri, kemudian Senin 25 Mei 2020 sudah harus kembali ke rutinitas. Demikian dengan lebaran 2021, muncul larangan untuk tidak boleh ambil cuti lebaran. 

Di lebaran 2022 ini, seluruh muslim/ah seperti menekan gas sekencang-kencangnya untuk merancang perjalanan mudik, bertemu si A, B, C, buka bersama dan liburan ke tempat-tempat indah. Hingga jalanan tentunya dipadati oleh pengendara, sana sini macet. Parah. Sedihnya.

Namun bahagianya, (semoga) semua manusia dapat merasakan dampak baik. Masjid kembali membuka kajian, tarawih berjamaah, menyiapkan takjil, tadarus bersama dll. Sama halnya dengan tempat wisata, yang juga menjadi ramai, pedagang ini dan itu mulai mendapatkan pelanggan. Penyedia jasa menemukan kembali para penggunanya.  

Hal lain yang menarik lainnya adalah self intentions. Adanya target-target yang disusun untuk menyambut bulan Ramadan kadang menjadi memberatkan, terutama di minggu ketiga-keempat (yang mungkin telah banyak acara dan benturan agenda lain), kemudian rasanya menjadi kecewa, kesal dan guilty. Padahal, ada rasa lain yang bisa diperoleh dan disyukuri. 

Segala hal baik yang dilakukan selama Ramadan akan menjadi amal baik pula. Target hanyalah target. Target manusia yang tentunya (harus sadar) ada campur tangan dariNya. Lalu mengapa harus kecewa jikalau tidak terpenuhi target itu?

Kalau kata Aida Azlin dalam podcastnya yang berjudul Want To Be More Positive In Your Life?, “Allah SWT is the one who has planned it all. And Allah is the only one who loves me. Just knowing the fact that Allah loves me, re-assures me so much that anything ‘bad’ that’s happening is actually a part of a big, grand plan that Allah has in store for me.”

Oleh karenanya, hal yang (saat ini) nyaman untuk dilakukan adalah menargetkan sesuai dengan kemampuan, ikhlas, sabar jika tidak tercapai, don’t push our self to force all targets to be achieved. Doing small things gradually and consistently is more calming. Sure~



20220510

1244

Kembali kembali kembali

Comments

Popular posts from this blog

Ada, tentu ada!

Kenangan

Lompati tembokmu!