Posts

Showing posts from June, 2018

Pertemanan Macam Apa Ini

Image
me: pemencet kokang kemera Betapa beruntungnya aku memiliki kalian. Ah basi!. Kalimat klasik yang… mungkin seperti remah-remah rengginang Kalau ada kalimat yang lebih bermakna dan berestetika. Aku akan menggunakannya. Sayang belum nemu. Berkali-kali menyatakan dengan “entah disebut pertemanan macam apa ini, entah pertemanan macam apa ini namanya, atau entah pertemanan macam apa kita ini” kalimat itu selalu terngiang tiap kali saling bercerita, berbagi, melakukan aktivitas bego yang produktif disela-sela ke- desperate -an tiada ketulungan . Beberapa dari kami sering mengatakan, hal serupa yang pada intinya (dengan kalimatnya masing-masing); “padahal gue ga yakin kadang kalian bingung apa yang gue omongin tapi keinginan kalian memahami itu jadi hal yang sangat membahagiakan banget. Karena ga semua orang mau belajar hal yang bukan bidangnya.” ( Baycaq said ) Seperti halnya diriku, bersama mereka bukan seperti segerombolan geng manusia yang dekat bersatu tak bisa d

Dunia(ku)

Image
Ada suatu kebahagiaan yang orang lain takkan pernah bisa memahaminya. Dan aku menikmati setiap detiknya. Perjalanan di suatu ujung desa, pulau, dusun atau apapun itu, dimanapun itu dan kapanpun itu. Berada di daerah terpencil, tak ada akses apapun adalah suatu kenyamanan tersendiri. Keindahan yang selalu dibutuhkan oleh diri ini. Aku selalu tidak bisa menjelaskan bagaimana ini terjadi dan mengapa. Tapi semua benar-benar menangkan dari segala gemerlap kebisingan dunia. Ya, dunia. Dunia ini sudah terlalu tua dan penuh. Penuh dengan segala apapun yang terjadi. Rasanya, aku ingin memiliki duniaku sendiri. Dunia damai, tentram tanpa ada kebisingan dan kehebohan yang saat ini terjadi. Tidak peduli dengan politik negeri, kenaikan harga, kemiskinan, kekayaan, kemegahan dan kemelaratan yang terjadi di media maupun nyata. Sedang duniaku muncul pada sela-sela kehidupan. Pada beberapa moment yang terpotong-potong karena belum saatnya untuk berdiri kokoh dan establish . Namun setidakny

Dunia Yang Penuh

Image
Museum Bank Indonesia, sekedar berjalan-jalan Semakin hari kepala semakin pusing, terasa linglung dan tak berfokus pada satu hal. Seperti orang banyak pikiran. Ya! Banyak pikiran, exactly. Semua seperti mengglobal dipikiran. Antara satu hal dengan hal lainnya saling berkaitan, semakin banyak membaca, semakin banyak melihat dan semakin banyak bercerita membuat diri semakin merasa tak memiliki dan berbuat apa-apa. Nothing ! Sosial masyarakat, kondisi alam, karakter manusia, politik, kondisi negara, lingkungan sekitar, hingga hubungan dengan Sang Pencipta. Secara gamblang tidak bisa diuraikan lewat kalimat panjang, namun secara umum yang terjadi adalah otak ini penuh dengan segala keruwetan dunia. Dunia, dunia, dunia, dunia dan dunia. Penuh, sangat penuh. Penuh dengan kerusuhan dan ketidakpekaan. Lalu memuncak penuh dalam otak. Hingga pada akhirnya terasa sakit di kepala. Karena semakin banyak mengetahui maka semakin banyak merasa belum melalukan apa-apa. Karena semakin b