Pulau Sikerei (Saling)
Manusia-manusia berdarah Minang itu terlihat antusias mengenalkan diri ini untuk lebih peka terhadap budaya, kebiasaan, tradisi dan jamuan selamat datang khas mereka. Entah raut wajah yang benar bahagia atau menutupi dengan sebuah kebahagiaan atas kelelahan yang tiada henti. Tapi itu lebih dari cukup. Mencoba menelisik satu persatu wajah-wajah baru. Melebur untuk mengetahui karakter dan menggali akan sebuah kebiasaan yang seharusnya dilakukan oleh sang tamu. Ini terlihat menyenangkan. Satu hal yang terlihat indah “kami belum saling kenal, kami tidak tahu satu sama lain, kami tidak mengerti siapa dia, kamu dan mereka. Apakah dia baik? Jangan-jangan dia sebenernya seorang penipu, pencuri, pembual atau pembunuh? Semua pertanyaan itu seperti telah diikat rapat dan dijamin tidak akan keluar di pikiran. Entah perasaan apa yang diberikan hingga sebuah kepercayaan itu timbul dan menjadikan mereka layaknya saudara jauh yang bernaung dalam satu atap lalu terpisahkan. Dekat, bercanda, te