Posts

Showing posts from 2021

Wahai Manusia

Image
#35mm di Pasar Pundong Ada hal-hal yang memang di luar kendali manusia. Mau berusaha sekeras apapun, jika Dia Sang Pencipta belum mengizinkan, maka tidak diizinkan. Mungkin mengizinkan tapi dengan cara yang berbeda, dan dapatnya lebih-lebih dari yang dipintakan. Ada hal-hal yang kadang cukup dengan "yasudah" tapi rasanya kata "yasudah" juga cukup berat dijalankan, walaupun itu adalah kata titik, tidak bisa ditawar. Ada kalimat "dunia tidak akan berubah, semua akan tetap pada orbitnya, hanya manusia saja yang perlu mengendalikan hatinya". Tentu itu hal yang memang benar adanya. Realistis.  Masalah hati memang sulit sekali dicerna, diformulasikan menjadi hal yang bisa disederhanakan. Walaupun sesungguhnya formula sederhananya adalah ikhlas, sabar, dan syukur. Tiga kata yang entah bagaimana caranya untuk diimplementasikan, hanya masing-masing diri manusia yang memahami. Setiap manusia memiliki formulanya sendiri-sendiri. Wahai manusia, makhluk yang paling mul

Ayolah, hei!

Image
Kapan bisa lebih tenang?  Tenang di dunia? tentu tidak ada batas waktu kapannya, karena dunia memang bukan tempat untuk berleha-leha..... Ada hal-hal yang sulit untuk diungkapkan namun terasa jelas bahwa 'itu tidak nyaman'. Bukan berarti kemudian perlu mendapatkan nasehat bijak bahwa 'terima saja ketidaknyamanan itu'. Betul, tidak ada yang salah dengan kalimat tersebut. Alangkah bijaknya disampaikan pada momen yang berbeda. Disaat api sedang membakar hutan yang lebat, timbul ungkapan yang terlihat 'bijak' maka tidak ada pengaruh baik yang hadir.  Dan, selamat belajar.  1341 20211125 Panas-sendu beradu 

Selamat!

Image
  #35mm pagi yang damai Terkait hal-hal yang diluar kendali, dan berusaha untuk tidak meninggalkan jejak-jejak pedih.  Terkait derita-derita yang pernah ada yang menjadi lalu. Terkait rasa yang menjadi beban berat dalam jiwa sekian lama dan punah seketika dalam waktu yang singkat, namun perjalanan yang panjang untuk memutuskannya. Selamat!! Selamat karena mampu memperjuangkan apa yang seharusnya diperjuangkan, Selamat atas hal yang telah dilalui dengan baik walau tertatih, dan Selamat dengan kegigihan yang penuh.  Hari ini, apakah menang?  Entahlah, menang kalah bukan menjadi hal yang perlu diperdebatkan. Hanya sebuah iming-iming untuk menjadi lebih baik kemudian harus tetap mengkayuh lebih, berpindah, berputar dan berjalan. 261021 17.25 Hidup

Untuk kamu yang lahir, tumbuh, dan menjadi bagian Indonesia

Image
@35mm - pagi di Jogja   Ada beberapa hal yang menggelitik terkait apa yang (sangat booming ini) sedang terjadi.  Terkait hal-hal yang beredar di negara kita ini, Indonesia.  Simpang siur berita, beberapa beranggapan berkubu, beberapa bekerja secara diam, dan beberapa terang-terangan melakukan hal yang secara tidak langsung pasti akan ter- notice oleh khalayak umum. Rasanya ingin menganggapnya biasa saja, dan menjadi hal yang "lumrah" tapi ternyata hati dan pikiran selalu ingin mengulik dan menguliknya, hingga menjadi hal yang sangat muak untuk tinggal dalam tubuh. Pertanyaan yang sering muncul- kenapa Indonesia? kenapa terlahir sebagai warga Indonesia? kenapa menjadi bagian di Indonesia? kenapa hidup di Indonesia? kenapa besar di Indonesia? kenapa garis keturunan orang Indonesia?  Tentu pertanyaan yang jelas-sangat jelas jawabannya? Qada! Garis ketetapan dariNya yang tak seorangpun tau.  Tapi terkadang merasa putus asa dengan apa yang sedang terjadi di bumi (yang katanya) p

Ilmu tentang hal-hal seharusnya dipikirkan dan tidak

Image
@35mm golden hour in Jogja Beberapa kali mendengarkan (secara tidak sengaja) melalui podcast terkait "teori stoikisme", kemudian lama tak mendengarnya, tiba-tiba muncul (secara tidak sengaja) dalam linimasa terkait bagaimana hidup simple dengan cara memisahkan hal-hal berdasarkan lingkar, yaitu lingkar pengaruh, lingkar peduli, lingkar perhatian. Hinga secara tidak sengaja (lagi-lagi) sedang mendengarkan suatu podcast dimana sang narasumber keceplosan bahwa dirinya sedang belajar mengaplikasikan teori stoikisme. Langsung terkoneksi terhadap definisi/pengertian dari teori tersebut, lalu memutar memori yang telah ada dan mengkaitkannya. Amazingly , bahwa sesungguhnya 2 teori tersebut pada intinya sama. Beberapa orang (kalangan psikolog dan ahli filsafat) menyebutnya dengan teori stoikisme  Dan ada pula seorang anak ulama dengan pembawaaan santai untuk memudahkan hadirin memahami suatu teori agar tetap bermakna, menjabarkanya dengan kalimat Lingkar Pengaruh, Lingkar Peduli, dan

Award To Myself

Image
@Filosofi Cafe, bekal menuju Bandung Penghargaan perlu, untuk memacu diri menjadi manusia yang lebih baik, atau bahkan mempertahankan sifat baiknya. Memberikan sebuah pernyataan bahwa "telah mampu melewatinya" atau bahkan hanya sebuah "bayaran" bahwa telah berhasil.  Apapun itu, sepatutnya manusia layak mendapatkan penghargaan. Lalu siapa yang memberikannya?  Dalam internal, diri sendiri dapat memberikannya, walau hanya sekedar duduk relax, rebahan, bersantai, a cup of caffeine atau whatever makes you happy, enjoy and let go of your mind. That's verry helpfull.  Dalam ekternal, tentunya melibatkan manusia lain yang mampu memberikannya, atau bahkan secara formal melalui suatu event yang mengusung sebuah penghargaan. Apapun itu, itu baik.  Penghargaan perlu, namun tidak berlebih. Cukup. Seperti halnya sebuah pemberian yang berlebihan, maka akan melenakan dan merasa termanjakan. Hingga muncul kalimat " oh, oke ngga papa " atau " yaudahlah ya ngga pap

Kota Desa Sama Saja, Yang Beda Pikiran Kita

Image
Sawah di Bantul #35mm Terkadang menjadi orang desa tidak butuh nonton film, mediatasi/yoga, segelas minuman fancy yang melegakan pikiran atau curhat di media sosial   Terkadang ketika suntuk dengan berbagai tuntutan kerjaan atau kebutuhan hanya sekedar jalan berkeliling menghirup udara segar "mau kemana?" | "pusing kepala, mau cari angin" karena mata mematang hijauan, padang padi, gunung dan kabut dengan udara yang menyejukan seketika melegakan perasaan yang berat. Tidak dengan healing melalui "nonton film" atau " curhat via media sosial" karena banyaknya masyarakat yang kadang ikut adil dalam kegembiraan maupun kesedihan. ' Njagong ning cakruk ' alias nongkrong di pos ronda, atau di bawah pohon mangga dengan kaki selonjoran, walau tidak sepenuhnya menghilangkan beban, tapi media sosial yang secara nyata itulah yang kadang membuat hati dan pikiran dapat menilai langsung harus berbuat apa dan bagaimana. Yoga/meditasi hal yang bagus untu

Ngimpi G*mblung

Image
di atas moda transportasi roda 4; yashica electro #35mm Jadi, bapak mau nyalon tahun berapa? Percakapan random yang membawa otak untuk berpikir keras dalam menjawab ini terjadi dalam perjalanan dadakan bermoda transportasi umum roda 4.  Entah mulai darimana, tapi sungguh sangat jelas bermula dari kata "njih pak". Kemudian sepasang manusia yang amatir ini, mencoba menerka bahwa sang pengemudi adalah warga suku Jawa. Kemudian berlanjut dengan obrolan bermuatan bahasa jawa. Alih-alih hanya basa basi, malah berlanjut panjang dan 1,5 jam perjalanan penuh dengan obrolan a i u e o. Hingga dapat dirangkum secara singkat karena banyak obrolan sensitif jadi sebaiknya tidak dituliskan.  Sehingga intinya menjadi... Q: Jadi kalau bapak mau nyalon apa nih? A: Kalau saya sebenernya pengen lurah saja sih pak. Dari tapak. Q: Lurah sama kedes beda loh A: Oiyaya? hemm lurah mungkin ya Q: Dimana pak? Jogja? A: Kayanya sulit kalau Jogja pak, saya mau mencoba di Kendal ajalah. Di sana lebih banyak

Apakah demikian?

Image
@lokasi rehabilitasi beruang madu di Kalimantan Timur  #kodakgold200 #35mm Anehnya manusia sebagai makhluk sosial adalah (salah satunya) menjadi tempat yang sangat nyaman, hangat, penuh kebijaksanaan untuk berbagi keluh kesah, senang bahagia, maupun berbagai permasalahan bagi rekan, teman dan sekelilingnya yang diluar lingkaran internal, namun terkadang menjadi kebalikan .  Disaat orang-orang dalam lingkaran internal, bahkan dirinya sendiri merasa bahwa ia menjadi tempat (sosok) yang membingungkan, menjadikan tidak clear, kurang bijaksana atau bahkan unsolutive. Kemudian orang-orang dalam lingkaran internal mencari tempat lain yang (lebih) nyaman, hangat, penuh kebijaksanaan untuk berbagi hal-hal yang dirasa.  Apakah memang demikian? 18.11 280521 Hiruk pikuk, (selalu) di adaptasi

Pikiran, Perasaan dan Kenyataan

Image
@gede pangrango #35mm Pagi ini terasa sendu, bukan sendu sesungguhnya  Hanya sebuah perasaan dan pikiran yang menghantui  Mendengarkan sebuah lagu, lalu tersenyum, lalu sedih, lalu berganti  Lagu lain menjadi lebih hidup, semakin jadi  Entahlah, pikiran dan perasaan ini hanya ingin berlari dari realita yang ada  Yang mengharuskan tubuh duduk tidak santai dengan jari-jari yang menari di atas keyboard laptop Yang mengaharuskan pikiran untuk terus berkonsentrasi sepenuhnya, ditambah informasi dadakan yang sesungguhnya tidak sepenuhnya dadakan  Pikiran dan perasaan ini berjalan tanpa bawah sadar yang tidak sadar namun sedikit sadar  Berjalan ke tempat-tempat yang menimbulkan gemuruh di dada, lalu menginginkan untuk mewujudkan saat itu juga  Tak mungkin, tentu...  Hanya bisa duduk, kembali ke realita dan menjalani apa yang seharusnya dijalani  Bukan karena tidak mau, namun bukan saatnya  Semua malah akan menjadi jadi dan menumpuk seperti sampah, dan baunya kemana-mana  Maka, mari selesaik

Ada

Image
@museum rupa dan keramik, #35mm Ada alat yang bekerja sangat detail untuk mengetahui kepribadian manusia, menjelaskan hingga deatil-detail sikap yang muncul ketika berada dalam suatu permasalahan Kemudian ia akan dianalisis bagaimana yang seharusnya dilakukan dan sikap seperti apa yang harus dimunculkan, hingga perasaan seperti apa yang semestinya sesuai dengan karakter dan teorinya Ada, ada seluruhnya dalam khayalan Ada, ada tumpukan yang terlupakan, terhempaskan, dan tak disadarkan hingga terkadang disaat berada di momen yang tepat, tumpukan itu muncul kembali, menjadi benteng yang menyesakan, selalu Padahal memang benar adanya, mereka ada dan belum berguguran menjadi abu yang terselesaikan Mereka hanya terlupakan disaat momen datang tak tepat Meraka hanya tak terpedulikan disaat raga menyala dan membakar ruhani Bagaimana seharusnya, menjadikan tumpukan itu selalu ada dan menjadi bayang-bayang semu namun tak terselesaikan jua. Ataukah diledakkan dan kemudian selesai denga

Di Bawah Jembatan Niat

Image
  Beruang madu di salah satu pusat rehabilitasi di Kalimantan Timur Assalamu’allaikum, Berhari-hari mencoba menggerakkan tangan ini untuk menulis kembali, namun rasanya tidak ada hati dan niat yang sesuai. Dalam rangkaian kata-kata yang sebenarnya banyak sekali untuk dijabarkan, namun lagi-lagi, hati ini tak mampu. Bahkan terkadang mendefinisikan rasa dan pikiran yang tersimpan pada suatu momen saja masih belum bisa. Ini seperti dampak dari penyakit yang secara tidak sadar merubah hati manusia. Hari ini, mencoba menuliskan dan menjabarkan apa yang sedang dirasakan. Walau sejujurnya berat karena tidak mampu mengidentifikasi perasaan mana yang harus ditulis dan dirasakan saat melakukannya, namun dengan terus mengetikkan kata demi kata ini, hati terasa lebih tertata. Bismillah, Hujan di bulan Januari, dengan suasana hening dan hanya terdengar bunyi dari tombol-tombol keypad laptop, dariku maupun dari sosok yang duduk di seberang. Perasaan sedih ini terasa mengalir begitu deras, men