Posts

Showing posts from May, 2018

Jam Tidur

Image
@Pangkalan Kerinci 3 kali kepergok tidur ngampar di lantai kosan 3 kali tiba-tiba menghilang tanpa suara saat sedang selonjoran pintar dengan teman-teman 3 kali tidur di atas motor, dibonceng saat pulang dari Gili (Lombok), Lampung dan Baduy 2 kali tidur di toilet pas kuliah berkali-kali menjadikan tidur sebagai pembuka saat kuliah, setelah tidur bentar, kuliah jadi konsen berkali-kali toilet dijadikan alternatif ngantuk saat kerja pernah hampir nabrak karena ngantuk saat naik motor dari Puncak Bogor dibully karena tidur saat akan berangkat kondangan, padahal sudah dandan malu saat tidur di masjid tiba-tiba sudah rame orang-orang akan berjamaah sholat Ashar dibilang anemia karena tidur di mobil sepanjang perjalanan Kendal-Pageruyung kelewat stasiun gegara ketiduran di KRL dibangunin satpam KRL karena sudah sampe stasiun tujuan tidur lelap, puless disaat yang lain susah tidur karena rame suatu acara terkapar tidur masih dengan baju kerja, kaos kaki, kerudun

Ramadhan Tahun Lalu (Menjadi Minoritas)

Image
Asrama heboh penuh kenangan haha Teringat cerita Ramadhan tahun lalu. Entah mengapa, dari sekian banyak kisah Ramadhan-dewasa-rantau(ku). Ramadhan di kota rantauan. Selalu memiliki cerita khasnya tersendiri, selalu. Ramadhan tahun lalu 2017, Ramadhan terlekat. Mungkin karena baru terjadi tahun kemaren. Rasanya masih terngiang-ngiang kenangan saat di sana, ditambah masih seringnya kontak komunikasi dengan kawan-kawan di sana. Masih sangat sering dan bahkan beberapa teman mengingatkan akan momen-momen saat bersama (dulu). Tahun lalu, pertemanan entah bisa disebut apa namanya tapi hal yang sering dilakukan oleh kami bersebelas adalah masak- makan- nge- foodcourt - jajan di Pangkalan Kerinci- pisang coklat- alpukat kocok- ayam geprek- bakso depan ramayana- tahu krispi dan masih banyak makanan dan aktivitas unfaedah lainnya. Tapi pisang coklat dan masak lalu makan bareng memiliki ratting tertinggi karena sering dilakukan. Kumpul di salah satu kamar untuk masak bersama, belanj

Di Monas

Image
Seperti ada sebuah hal yang rasanya ingin diledakan, mengumpul ditenggorokan dan kepala. Tapi tak bisa diluapkan kepada siapapun.  Hanya bisa diam dan tiba-tiba mungkin air mata jatuh. Mungkin itu salah satu hal yang ingin Tuhan berikan kepada hambaNya, agar tidak terbawa emosi.  Kemudian hanya bisa bercerita kepada Sang Maha Bijaksana. Seketika rasa itu memuncak dan tak bisa berkata apa-apa, ditambah suasana dan tiupan angin yang mengisi. Duduk di atas rumput pendek depan monumen nasional di sore hari dan saat  weekdays ternyata cukup menenangkan, ditengah hiruk pikuk bising ibu kota yang cukup melelahkan pikiran, tenyata bisa membuat luapan timbunan kekesalan di hati seketika meledak. Legaaaaa Ini wisata mainstream yang cukup melegakan pikiran, asal pergi di timing yang tepat. Beberapa kali, mencoba meluapkan segala amarah dan kegundahan yang ada kepada orang sekeliling, teman, saudara atau siapapun malah membuat hati tidak nyaman, lalu hanya bisa pasrah

Teman

Image
Akhir-akhir ini, pikiran rasanya muter kemana-mana. Lelah, resah dan gundah layaknya menjadi satu. Entah apa yang mengganjal tapi mulai mencerna dan memahami sesuatu yang membuat tubuh ini lelah selelah-lelahnya, padahal ngga ngapa-ngapain ... Otak ini seperti berputar-putar dan membuat percakapan sendiri. Diri ini dengan diri ini. Bercakap panjang sampai rasanya gila sendiri. Lalu, tiba-tiba teringat kata dari seseorang (sekitar setahun lalu) yang menyatakan bahwa "sepertinya kalau dilihat-lihat dirimu ini tidak punya teman..." seketika merasa cukup menohok. Entah apa yang dia pikirkan hingga mengatakan demikian. Bukan kalimatnya adalah sebuah realita, fakta atau opini semata. Tapi, sejauh itukah dia mengamati diriku? hingga menyimpulkan bahwa diri ini tak memiliki kawan. Terlebih, dia mengatakan bukan dari permintaanku, bukan pula saat sesi curhat dan dimintai pendapat, bukan juga ketika bercanda. Dia mengatakannya disaat hati ini sedang bahagia melihat pertunjukan se

Menjadi Keseluruhan

Image
Beberapa benih yang dihasilkan oleh Sendalu Permaculture   Belajar di balik layar suatu proses membangun sebuah "kemegahan"  Setelah selama ini yang diketahui adalah (sudah) menjadinya sebuah hal yang berdiri megah. Tiba-tiba Sang Pembuat Rencana pada diri ini menghadirkan melalui jalan yang tidak disangka dan disengaja, menjadikan diri nampak seperti orang terkagum-kagum "Oooh ternyata ini, mau seperti ini nantinyaa...." Bukan, bukan diberitahu, tapi tanpa disangka dan disengaja (skali lagi).  Selama ini yang ditau suatu "kemegahan" sudah berdiri dengan megah dan kokoh ( establish ) dan hanya mengawang transparan dengan perspektif sendiri akan cara, proses perjuangan untuk menjadikan suatu hal yang megah dan bernilai. Ternyata sangat jauh dari ekspektasi. Semua dirancang dengan pelan-pelan dan penuh kesabaran. Tidak bisa instan untuk mendapatkan sesuatu yang bernilai secara keseluruhan. mungkin untuk menjadi hal yang bernilai bisa di