Lingkungan, Lingkaran
Bismillahirrohmannirrohiim
Akhir-akhir ini terasa tertampar akan hal yang menjadi dilema setahun terakhir. Lalu tersadarkan oleh keresahaan yang semakin menjadiSetelah dirasa dan dipikirkan, memang sesungguhkan lingkungan ini yang tidak baik. Benar memang, kita tidak dapat merubah eksternal, yang bisa dilakukan hanya merubah internal.
Walau demikian, ketika ekstenal mengalami hal-hal negativity dan menimbulkan efek buruk pula dengan internal, maka apa yang bisa dilakukan?
Menarik diri untuk keluar dari lingkungan tersebut atau menjadi makhluk adaptasi namun berdiri dengan prinsip yang ada. Pilihan kedua menjadi hal yang saat ini diprioritaskan, akan hal satu dengan lainnya menjadikan pilihan pertama tidak untuk dilakukan saat ini, sudah. Sudah mencobanya namun gagal. Gagal untuk menarik diri.
Tak mudah ternyata, mengambil pilihan kedua untuk jadi bagian dari hidup. Berbeda dengan seorang minoritas. Lebih dari itu. Jika tidak kuat, maka akan terbawa, terbawa arus dan semakin lama semakin menggerogoti pikiran, hati dan jiwa ini. Astaugfirullah.
Lindungilah kami...
Sesungguhnya tak ada solusi yang muncul dari diri ini, sungguh
Sejenak hanya berusaha untuk terus menekan bentang yang terbentur dengan sikap-sikap buruk sang eksternal. Menjadi diam, menutup telinga dan mata. Membiarkan semua mengalir tanpa ada luapan kebenaran, kejam memang. Namun sejauh ini, itu hal yang paling tepat untuk dilakukan.
Kuatkanlah kami....
Menarik diri jauh namun tetap berada dalam lingkaran eksternal, berada
di lingkaran kecil dalam lingkaran besar atau di border solusi kedua. Membuat lingkaran kecil yang lebih bermakna
dan tidak terpengaruh dengan lingkaran besar diluarnya namun tetap berada di
dalamnya, sulit. Jika itu kuat, maka yang kecil akan kokoh.
Semoga Tuhan memberikan jalan terbaik
Ruangan dengan lapis adaptasi ke-2
100820 – 09.08
Comments
Post a Comment