Pertemanan Macam Apa Ini
me: pemencet kokang kemera |
Betapa beruntungnya aku memiliki kalian. Ah basi!. Kalimat klasik yang… mungkin seperti remah-remah rengginang
Kalau ada
kalimat yang lebih bermakna dan berestetika. Aku akan menggunakannya. Sayang
belum nemu.
Berkali-kali
menyatakan dengan “entah disebut
pertemanan macam apa ini, entah pertemanan macam apa ini namanya, atau entah
pertemanan macam apa kita ini” kalimat itu selalu terngiang tiap kali
saling bercerita, berbagi, melakukan aktivitas bego yang produktif disela-sela ke-desperate-an tiada ketulungan.
Beberapa dari
kami sering mengatakan, hal serupa yang pada intinya (dengan kalimatnya
masing-masing); “padahal gue ga yakin kadang
kalian bingung apa yang gue omongin tapi keinginan kalian memahami itu jadi hal
yang sangat membahagiakan banget. Karena ga semua orang mau belajar hal yang
bukan bidangnya.” (Baycaq said)
Seperti halnya
diriku, bersama mereka bukan seperti segerombolan geng manusia yang dekat bersatu
tak bisa dikalahkan. Bahkan…
Pertemanan
yang bisa dibilang dekat, lengket seperti sticky
rice? Tentu tidak.
Pertemanan
yang selalu curhat jika ada masalah suka duka, juga tidak.
Pertemanan
yang selalu kumpul bersama, nongkrong, hangout
juga tidak.
Pertemanan
yang di grup multichat selalu ramai, pun juga tidak.
Maka dari
itu, demikian kalimat yang tepat untuk dikatakan, entah pertemanan macam apa
kami ini. Tuhan benar-benar Maha Indah.
Memiliki background pendidikan yang berbeda-beda,
tak satupun sama. Berasal dari latar belakang suku, adat, etnis, agama, daerah
yang berbeda. Pekerjaan yang berbeda, pilihan hidup yang berbeda, menentukan
domisili untuk jalan hidup yang berbeda pula. Mungkin itu yang mengakibatkan
jarang kumpul bersama, jarang hangout
bersama. TAPI ADA hal yang perlu diketahui, dari sekian banyak perbedaan dan
keganjalan yang tidak sejalan. ADA, ada sebuah konektivitas yang memberikan
suatu kenyamanan satu sama lain. Kenyamanan yang selalu dirasa dibutuhkan
ketika jarak dan waktu yang semakin tua berjalan. Dan mereka selalu ADA. Mungkin
memang tidak setiap saat, setiap waktu, detik, menit, jam, hari, karena sinyal
bukan jaminan pasti untuk selalu merespon. Tapi mereka selalu ada untuk
memberikan jawaban bijak. Saik.
Bahkan
karena dengan pilihan hidupnya masing-masing. Ada yang menerima kenyataan untuk
tidak bersinyal berbulan-bulan. Itu konsekuensi dari pilihan yang diambil. Dan ketika,
satu kabar masuk pertanda ada sinyal, betapa ramainya repson kegembiraan dari yang
lainnya. Bahagia bersambut.
Sekali
lagi. Entah disebut perteman macam apa kami ini.
Setelah mengalami
lika-liku kehidupan, berpindah dari daerah satu ke daerah lainnya untuk
menemukan dan/atau menciptakan ujung getar masing-masing. Memilih untuk tidak
ber-zona nyaman. Lalu bertemu dengan orang-orang baru. Bertemu dengan cerita baru.
Mendapatkan pelajaran hidup yang indah dan ternyata lebih indah ketika membagi
pelajaran itu kepada sesama. Hal ini menjadikan diri masing-masing kami semakin
memiliki konektivitas. Terhubung.
Ada kalanya,
sibuk dengan rutinitas dan realita sekitar (lingkungan terdekat). Tapi ada
kalanya juga, diri masing-masing kami membutuhkan “selonjoran bego” yang
produktif, walau hanya (mungkin) dilakukan sehari, dua atau tiga hari bersama
dengan selang waktu tak tentu. 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan atau lebih. Sekali berkumpul
dengan waktu tidak lebih dari 72 jam setelah menunggu (tanpa sadar, karena
melakukan rutinitas yang bertanggung jawab dari masing-masing kami) sekitar
berbulan-bulan. Demikian itu seperti menjadi mematik semangat kembali. Kembali bangkit
menentukan pilihan-pilihan hidup yang akan diambil.
Terlebih ketika
rutinitas mulai monoton, tuntunan realita yang semakin menjadi-jadi. Idealisme mulai
terkikis. Tidak lama muncul pertanyaan “kuy,
selonjoran kuy” atau “kapan
selonjoran bego, butuh nihhh” atau “butuh
selonjoran plisss”
What the meaning of selonjoran ?
Sama dengan
kalimat, entah disebut kalimat bermaksa apa selonjoran ini. Yang sejelas,
kegiatan faedah, produktif yang melegakan pikiran. Mematik semangat dan senyum
untuk menghadapi realita serta tuntutan dengan ikhlas, sabar serta selalu
bersyukur. Ampuh.
(arti selonjoran
tidak jauh dari arti di KBBI)
Terakhir,
berkali-kali. Terimakasih kepadaNya yang telah menggariskan hidup untuk
bertemu, bersapa, bercerita, berbagi, berhubungan dengan mereka. Terima kasih
kepada Sang Pencipta yang menciptakan makhluk hidup (mereka). Terimakasih kepada
Sang Pemilik Hidup yang memberikan kesempatan untuk menjadi makhluk yang mau
menerima cerita mereka, membukakan hati masing-masing kami untuk peka, positif
dan sadar. Terimakasih kepada Sang Sutradara Hidup yang menghadirkan mereka, menerima
mereka serta menerima saya menjadi bagian perjalanan hidup diri ini dan mereka.
Selamat berjuang. Selamat bermanfaat di muka bumi ini.
Selamat berjuang. Selamat bermanfaat di muka bumi ini.
I am
lucky. You are lucky. All people is lucky.
Keep Allah
in our heart pleace, always.
20.16
20.06.18
Ruangan kotak, berprivasi.
Comments
Post a Comment